MejaQQ - Berawal dari hobby saya berenang, kira-kira 3 minggu yang lalu, saya memulai hubungan lagi dengan seorang ibu rumah tangga, kali ini beserta putrinya yang masih kelas 2 SMP. Ceritanya begini,…
Waktu itu saya berenang di kolam renang milik sebuah Country Club, dimana saya tercatat sebagai membernya. Saat itu sudah amat sore, sekitar pukul 5. Saya baru saja naik ke pinggir kolam renang untuk handukkan. Saya melihat ada seorang gadis mungil bersama anak perempuan kecil, gadis itu kira-kira berusia antara 14-15 tahun.
Karena gadis itu berdiri tidak jauh dari saya, saya liatin aja dia. Untuk usia segitu, badannya bolah dibilang bagus, wajah manis, kulit putih bersih, rambut panjang, swimsuit yang benar-benar sexy dan sekilas saya lihat bibir dan dadanya yang menantang sekali. Setelah saya perhatikan baik-baik, tiba-tiba ‘adik kecil’ saya bangun, bagaimana tidak,… ternyata dia tidak mengenakan celana dalam. Hal ini nyata sekali dari belahan vaginanya yang tercetak di baju renangnya itu.
Daftar MejaQQ
Eh,…ngak disangka-sangka, si anak kecil (yang ternyata adiknya), menghampiri saya, lalu dia bilang “Om, mau main bola sama Risa gak ?”.
“Eh,… mmh,… boleh,… kamu sama kakakmu ya ?” tanya saya gugup.
“Iya,… itu kakak !”. katanya sambil menunjuk kakaknya. Lalu saya hampiri dia dan kami berkenalan. Ternyata, gadis manis itu bernama Revin, dan juga, dia baru kelas 2 SMP. “Mmh, Revin cuma berdua sama Risa?” tanya saya mencoba untuk menghangatkan suasana.
“Nggak Om, kami sama mami. Mami lagi senam BL di Gym diatas!” kata Revin sambil menunjuk atas gedung Country Club. “Ooo,… sama maminya, toh” kata saya,“Papi kamu ndak ikut Rev ?”
“Nggak, Papi kan kalo pulang malem banget, yaa,… jam-jam 2-an gitu deh. Berangkatnya pagiii bener” katanya lucu.
Saya tersenyum sambil
BandarQ Online memutar otak untuk dapat berkenalan sama maminya, “Mmh, mami kamu bawa mobil Rev ? kalo ndak bawa, nanti pulang sama Om saja, mau ndak ? Sekalian Om kenalan sama mami kamu, boleh kan ?”
“Boleh-boleh aja sih Om. Tapi, rencananya, habis dari sini, mau ke Mall sebentar. Risa katanya mau makan McD.”
“O,.. ya udah ndak apa-apa. Om boleh ikut kan ? Nanti pulangnya Om anterin” Tapi yang menjawab si kecil Grisa, “Boleh,… Om boleh ikut,….”
Sekitar ½ jam kami mengobrol, mami mereka datang. Dan ternyata, orangnya cantik banget. Tinggi dan postur tubuhnya benar-benar mengingatkan saya pada Mirna, mirip abis. Buah dada yang besar dan ranum, leher dan kulit yang putih,… pokoknya mirip. Singkat cerita, kami pun berkenalan. Revin dan Risaberebut bercerita tentang awal kami semua berkenalan, dan mami mereka mendengarkan sambil tersenyum-senyum, sesekali melirik ke saya.
Nama mami mereka Imel, umurnya sudah 29 tahun, tapi bodinya,… 20 tahun. Ngobrol punya ngobrol, ternyata Sellydan suaminya sedang pisah ranjang. Saya dalam hati berkata, wah,… kesempatan nih. Makanya setelah makan dari Mall, saya memberanikan diri untuk mengantarkan mereka ke rumah, dan ternyata Sellytidak berkeberatan. Setelah sampai di rumahnya di bilangan Cilandak, saya dipersilahkan masuk, langsung ke ruang keluarganya.
Waktu itu sudah hampir jam 8 malam. Risayang sepertinya capek sekali, langsung tidur. Tapi saya, Sellydan Revin ngobrol-ngobrol di sofa depan TV.“Mel, suamimu sebenarnya kerja dimana?”, tanya saya.
Anu mas,… dia kontaraktor di sebuah perusahaan penambangan gitu,” jawab Sellyogah-ogahan.
“Iya Om, jangan nanya-nanya Papi.Mami suka sebel kalo ditanya tentang dia,” timpal Revin, yang memang kelihatan banget kalo dia deket sama maminya.Mendengar Revin bicara seperti itu, Sellyagak kaget, “Revin, nggak boleh bicara gitu soal Papi, tapi bener mas, aku ngak suka kalo ditanya soal suamiku itu”.
Iya deh, aku nggak nanya-nanya lagi,…” kata saya sambil tersenyum.“Eh Iya,… Mas Rendy mau minum apa ?” tanya Sellysembari bangkit dari sofa, “Kopi mau ?
Eh,… iya deh boleh,… “ jawab saya.Tak lama kemudian Selly datang sambil membawa 2 cangkir kopi.“Ini kopinya,…” katanya sambil tersenyum. Revin yang sedang nonton TV, dengan mimik berharap tiba-tiba berkata, “Om, malem ini nginep di sini mau ya ? bolehkan mam ?” Selly yang ditanya, menjawab dengan gugup, “Eh,… mmh,… boleh-boleh aja,… tapi emangnya Om Rendy mau ?” Merasa dapat durian runtuh, saya menjawab sekenanya, “Yah,… mau sih,… “
Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan jam ½ 12 malam ketika Selly berdiri dari sofa dan berkata, “Mas Rendy,aku mau ganti baju tidur dulu ya ?”
“Eh, iya,… “ jawab saya, “kamu ndak tidur Rev, kan besok sekolah ?”“Mmh, belom ngantuk,… “ jawabnya lucu.Tak lama kemudian, Selly datang lagi ke ruang TV dengan mengenakan busana tidurnya yang tipis sekali. Di dalamnya dia hanya memakai celana dalam jenis G-string dan Bra tanpa tali. Revin yang sedang tidur-tiduran di karpet terbelalak kaget melihat maminya memakai baju se-sexy itu.“Ya ampun,… mami,… bajunya itu lho, gak sopan banget.”
“Gak papa Rev’, mami udah lama nggak pake baju ini. Sekalian nyobain lagi,” kata Sellysambil tersenyum ke arah saya, “Om Rendy aja nggak keberatan, masa kamu keberatan sih ?”
Saya yang masih terkagum-kagum dengan kemulusan body Imel, tidak bisa bicara apa-apa lagi.“ Rev’ kamu tidur sana, sudah malam. Besok terlambat sekolah,… mami masih mau ngobrol sama Om Rendy,… sana tidur!” kata Imel.Saya yang memang sudah pingin sekali mencoba tubuh Imel, juga ikut-ikutan ngomong,
“Iya, Rev’ besok telat masuk sekolahnya,… kamu tidur duluan sana.”Revin sepertinya kesal sekali di suruh tidur, “Aaahh,… mami nih. Orang masih mau ngobrol sama Om Rendy kok,…” tapi dia masuk juga ke kamarnya.
Setelah ditinggal Revin, saya mulai melakukan agresi militer.“Mel, kok kamu pake baju kaya gitu sih ? kamu tidak malu apa sama aku, kita kan baru kenal. Belum ada 1 hari,… kamu ndak takut apa kalo’ aku apa-apain ? “Mas, aku memang sudah lama nggak pake baju ini. Kalaupun toh pake, suamiku sudah nggak peduli lagi kok sama aku. Dia lebih memilih sekretarisnya itu,” kata Sellydengan mimik muka sedih.“Berarti suami mu itu tolol.
BandarQ Online
Dia nggak liat apa, kalo istrinya ini punya badan yang bagus, kulitnya putih, bibirnya tipis,… wah, kalo aku jadi suamimu, thak perem kamu ndak boleh keluar kamar,” kata saya bercanda.
“Dan lagi kamu punya ‘itu’ mengkel banget,…”Si Sellymenatap saya dengan wajah lugu, “Itu apa mas ?”“Mmh, boleh aku jujur tidak ?”“Boleh,… ngomong aja ““Anu,… payudaramu itu lho,… mengkel banget, dan lagi aku yakin kalo ‘anu’mu pasti seukuran satu sendok makan” kata saya sambil melakukan penetrasi dengan mengelus pahanya.“Ooo,… ini,” kata Sellysambil memegang buah dadanya sendiri, “Mas Rendy mau ? terus apaku yang seukuran…”Belum selesai Sellyberbicara, langsung saja aku potong dengan memegang dan mengelus kemaluannya, “Ini,.. mu,… buka dong bajumu !” kata saya asal.
Sellyyang sepertinya sudah setengah jalan, langsung melepas kain tipis yang menutupi tubuhnya. Sambil mengulum bibirnya yang tipis dan hangat, saya langsung membuka bra-nya. Sellydengan gerakan spontan yang halus sekali, membiarkan celana dalamnya saya lucuti.“Mas, aku sudah telanjang.
Sekarang gantian ya,…” kata Selly tanpa memberi saya kesempatan bicara, Sellylangsung melepas baju dan celana serta celana dalam saya, akibatnya dia shock setengah mati melihat batangan saya yang sudah terkenal itu. Hebatnya lagi, dia tanpa minta ijin, langsung jongkok di bawah saya dan mengulum si ‘adik’ dengan beringas. Sekitar 5 menit kemudian, dia berdiri dan menyuruh saya untuk menjilati bibir vertikalnya. Sellykelojotan setengah mati, ketika lidah saya menyapu dengan kasar klitorisnya.
Daftar MejaQQ
Selly saya suruh terlentang di karpet dan membuka kakinya, ‘Veggy’nya yang sudah basah itu, saya hajar dengan gerakan tajam dan teratur. Sambil terus menyerang, saya meremas buah dadanya yang besar, dan menghisap lidahnya dalam-dalam ke mulut saya. Sekitar 10 menit kami melakukan gaya itu, kemudian dia berdiri dan membelakangi saya dengan posisi menungging dan berpegangan di meja komputer didepannya, dia membuat jalan masuk dengan menggunakan kedua jarinya.
Langsung saya pegang pantatnya dan saya tusuk dia perlahan-lahan sebelum gerakan makin cepat karena licinnya liang surga itu. Tak lama kemudian, Sellybergetar hebat sekali,… dia orgasme, tapi cairan sperma saya belum juga mau keluar. Saya percepat gerakan saya, dan tidak memperdulikan erangan dan desahan Imel, dalam hati saya berkata, dia enak sudah klimaks, aku kan belum. Tak lama kemudian saya sudah ndak tahan.
Saya tanya : “Mel, aku mau keluar,… dimana nih ?”Di tengah cucuran keringat yang amat banyak, Sellymendesah sambil berpaling ke arah saya, “Di dalam aja mas ! biar lengkap “Benar saja, akhirnya cairan saya, saya semprotkan semua di dalam liang vaginanya. Banyak sekali, kental dan lengket.
Setelah itu, kami duduk di sofa sambil dia saya suruh menjilati ‘Mr. Penny’ saya. Hisapan Selly tetap tidak berubah, tetap penuh gairah, walaupun bibirnya terkadang lengket di kepala ‘Mr. Penny’ saya.Sekitar 5 menit, Selly menikmati si ‘vladimir’, sebelum dia akhirnya melepaskan hisapannya dan bangun.“Mas, aku ke kamar mandi dulu ya,” katanya, “Aku mau nyuci ‘ini’ dulu,” sambil dia mengelus vaginanya sendiri.“Ya,… jangan lama-lama,… “ kata saya.
Karena sendirian, saya kocok saja sendiri batangan saya. Tiba-tiba si Revin keluar kamar,… dia berdiri di depan pintu kamarnya sambil memperhatikan saya. Saya kaget sekali.“Loh, Rev… kamu belum tidur ?” tanya saya setengah panik.“Belum.” Jawabnya singkat. Lalu dia berjalan ke arah saya, sementara saya berusaha menutupi ‘Mr. Penny’ saya dengan bantal sofa. “Om, tadi ngapain sama mami ?” tanyanya lagi.“Eh,… anu,… Om sama mami lagi… “ belum selesai saya menjelaskan, Sellymasuk ke ruang TV.
Dia kaget sekali melihat Revin ada di situ. Sambil tangan kanannya menutupi vaginanya dan tangan kirinya menyilang menutupi buah dadanya yang ranum (tidak semua tertutupi sih…),Sellyberkata, “Rev kamu ngapain, kok belum tidur ?”Revin berpaling menghadap Maminya, “Aku nggak bisa tidur, Mami tadi berisik banget. Ngapain sih sama Om Rendy ?”Akhirnya saya menjelaskan, setelah sebelumnya menyuruh Sellyduduk di samping saya, dan Revin saya suruh duduk di karpet, menghadap kami.
Revin, kamu kan tahu, Papi sama Mamimu sudah pisah ranjang selama hampir 4 bulan. Sebenarnya Om sama Mami sedang melakukan kegiatan yang sering dilakukan sama Mami dan Papimu setiap malam. Om dan istri Om juga sering melakukan ini,” kata saya sambil melirik Sellyyang terlihat sudah agak santai.
“Tapi karena sekarang ndak ada Papi, Mami minta tolong Om Rendy untuk melakukan hal itu.”Revin terlihat sedikit bingung, “Hal itu hal apa Om ?”Di sini, Sellymencoba menjelaskan, “Rev, Mami jangan disalahin ya,…Revin sayang Mami kan ?”Revin tersenyum, “Iya lah, mi. Revin saayyaaaang banget sama Mami. Tapi Revin mau tahu, Mami sama Om Rendy ngapain ?”Saya tersenyum sendiri mendengar rasa ingin tahu Revin yang cukup besar, “Om Rendy sama Mami lagi making love.
BandarQ Online Kamu tahu artinya kan ?”“Mmh,… iya dikit-dikit. Jelasin semua dong Om,… Revin mau lihat,” jawab Revin.Wah,… kaget sekali mendengar Revin bicara begitu. Lalu saya melirik Selly dan Selly mengangguk mengerti. “Revin beneran mau lihat Mami sama Om Rendy making love ?” tanya Imel.Revin menjawab dengan polos, “Iya mau. Dan kalau Om Rendy mau ngajarin, Revin juga mau diajarin,… biar bisa”. Saya beneran seperti ketiban durian runtuh, “Mmhh, tanya Mami ya ?! soalnya Om tidak bisa ngajarin, kalo Mamimu tidak ngijinin,… Om sih mau aja ngajarin.”Revin merajuk, merayu Maminya, “Mi, boleh ya ?”Sellyragu-ragu menjawab, “Kamu lihat aja dulu deh ya ?!”Sambil tersenyum Revin menjawab, “Iya deh,…,” senang sekali ia.
Setelah itu, Revin saya suruh mundur beberapa langkah, dia masih duduk dan memperhatikan dengan serius, ketika saya ‘memamerkan’ batangan besar saya. Dan Revin hanya bisa melongo ketika saya mengulum bibir Maminya sambil mengelus-elus vagina yang tanpa bulu itu. Tak lama kemudian, Sellysaya suruh untuk melakukan pekerjaan menghisap lagi. Sambil Sellydisibukkan dengan pekerjaannya itu, saya menyuruh Revin untuk duduk mendekat disamping saya.
Daftar MejaQQ
“Lihat Rev, Mami seneng banget kan ?” kata saya. Sementara Selly melirik kami sambil terus menjilati ‘Mr. Penny’ saya. “Revin sudah pernah ciuman belom ?” tanya saya.“Belum Om.”“Mau Om ajarin ndak ?” tanya saya lagi sambil melingkarkan tangan saya di lehernya.“Mau !” jawabnya singkat.“Ya sudah,… Revin ikutin Om aja ya,… apa yang Om Rendy lakukan, diikutin ya ?!”Belum sempat Revin menjawab, saya langsung saja mengulum bibirnya, tegang sekali si Revin. Ketika saya menarik lidah saya dengan lembut di dalam mulutnya, Revin terasa berusaha mengikuti, walaupun dengan gerakan yang tidak beraturan.
SITUS CERITA DEWASA
Sellyterus menghisap batangan saya, ketika saya melucuti tubuh anaknya yang putih bersih dan mulus itu. Buah dada Revin memang belum begitu besar, tapi untuk ukuran anak kelas 2 SMP, sudah cukup ranum. Puting susunya masih berwarna merah muda dan ketika saya memilin-milinnya, si Revin bergelinjang kegelian. Tak lama kemudian, Sellyberlutut di depan saya dan membantu Revin melepas celana dalamnya yang berwarna hijau muda. Revin menurut aja ya sama Om Rendy “kata Selly.
Sementara saya meremas-remas toketnya, Selly menyuruh Revin untuk menggenggam batang ‘Mr. Penny’ saya.“Rev, sekarang kamu jongkok disini ya “ kata Imel, “Kamu hisap ‘Mr. Penny’nya Om Rendy, seperti Mami tadi. Jangan dihisap terus, nanti kamu kehabisan nafas, “ Sellytersenyum sayang kepada Revin, “Kadang di lepas, terus di jilat-jilat. Pokoknya kayak Mami tadi. Bisa kan ?”Revin menjawab singkat, “Bisa, mam “Saya mengarahkan si ‘adik’ ke mulut Revin, sambil mengelus rambutnya yang hitam legam. “Pelan-pelan Rev, jangan ditelan semuanya ya !” Revin tersenyum. Selly memperhatikan cara Revin menghisap, kadang dia memberikan instruksi.
BandarQ Online
Tak lama setelah itu, saya menyuruh Revin berdiri. Saya tersenyum memandang vaginanya yang masih rapat, tampak bulu-bulu halus menghiasi lubang sempit yang berwarna putih kemerahan itu. Terus terang saya tidak tega untuk menembusnya. Ya sudah, saya ciumi dan jilati saja ‘Veggy’ muda itu.
Revin benar-benar kegelian. Akhirnya, Selly menyuruh Revin istirahat. Pekerjaannya dilanjutkan oleh Selly. Tanpa berbasa-basi, Selly langsung menduduki ‘Mr. Penny’ saya, dan mulai melakukan gerak maju mundur, nikmat sekali. Sambil Sellyterus mengerjai ‘Mr. Penny’ saya, saya meremas-remas toketnya.
Setelah itu, kami pindah tempat. Saya berbaring di karpet, dengan Selly masih menduduki si ‘adik’, kali ini dia membelakangi saya. Revin yang hanya diam melihat aksi kami, saya suruh mendekat ke arah saya. Saya menyuruh dia untuk jongkok, dengan posisi ‘Veggy’nya di mulut saya. Sambil saya remas pantatnya, saya tembus liang sempit itu dengan lidah, terkadang, saya sapu dengan jari, sampai akhirnya, setengah jari tengah saya, masuk ke ‘Veggy’nya dan direspon dengan gerakan yang sangat liar. Revin mulai mendesah tidak karuan, sementara pada saat bersamaan, Maminya mendesah keenakkan.
Daftar MejaQQ
Saya mulai serius menanggapi Imel. Revin saya suruh menyingkir. Setelah itu, saya membalik tubuh Imel, sekarang dia yang dibawah. Saya lebarkan kakinya dan saya tusuk dengan tajam dan tanpa ampun. Kali ini, Sellybertahan cukup lama, dia sudah mulai terbiasa dengan tusukan-tusukan saya. Akhirnya Sellytidak tahan juga, begitu juga saya. Dia orgasme, berbarengan dengan saya yang kembali memuntahkan sperma ke dalam liang kemaluannya. Setelah melepas si ‘vladimir’, Revin saya suruh menjilatinya.
“Mmmhhh,….. Om… kok asin sih rasanya ?“ protes Revin.Selly sambil terengah-engah menjawab, “Memang gitu rasa sperma. Tapi enak kan ? Mami bagi dong ?!”Saya senyum-senyum saja melihat anak beranak itu berebut menjilati ‘Mr.Penny’ saya
Pada saat itu, saya teringat Vina (anak Mirna) yang selalu senang dan tertawa ketika melihat ibu dan tantenya berebutan ‘Mr. Penny’ dan menjilati sisa sperma di ujungnya. Begitu juga Sellydan anaknya, Revin, yang seperti mengagungkan batangan saya. Saya memegang kepala ibu dan anak itu, dan dengan maksud bercanda, kadang saya buat gerakan yang memaksa mereka harus berciuman dan menempelkan lidah masing-masing. Mereka tertawa dan tersenyum ceria, tanpa beban.
BandarQ Online Sekali dua kali, kami masih sering bersenggama bertiga. Tapi sekali tempo, saya hanya berdua saja dengan Revin, yang benar-benar telah merelakan keperawanannya saya ambil. Tapi kalau dengan Imel,… wow, jangan ditanya berapa kali, kami sering janjian di sebuah restoran di PIM, dan Grisa, anak bungsu Imel, selalu diajak. Pernah suatu saat, ketika saya dan Sisk asedang ‘perang alat kelamin’ di kamar mandi rumahnya (tanpa menutup pintu), Risa tiba-tiba masuk dan menonton dengan bingung adegan saya dan Maminya yang sedang nungging di bathtub.
dia bertanya kepada Maminya (walaupun tidak dijawab, karena sedang ‘sibuk’ “Mami diapain Om Rendy, kok teriak-teriak ?” katanya. Dan dia pun ikut menyaksikan kakaknya, yang saya senggamai di ruang TV, di samping Maminya yang telanjang bulat, dengan sperma di buah dadanya yang besar itu (bila saya buang di luar, dia tidak mau membersihkan sendiri, selalu menyuruh Revin untuk menjilatinya).
0 Comments